BETHLEHEM, SELASA - Natal tahun ini merupakan hadiah terbaik bagi umat kristiani di Palestina karena dapat dirayakan meriah di Bethlehem, yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus. Ribuan orang menghadiri perayaan malam Natal yang sempat dihadiri Presiden Palestina Mahmoud Abbass.
Pihak keamanan Israel juga mengijinkan lusinan umat kristiani dari Gaza mengunjungi Bethlehem untuk merayakan Natal tahun ini. Pada hari-hari biasa hal tersebut sulit terjadi karena otoritas Israel membangun dinding pembatas untuk membatasi akses antarkota dan memeriksa ketat setiap orang yang menyeberang ke wilayah yang diklaim Israel.
Meskipun demikian, pengamanan tetap dilakukan sangat ketat selama perayaan Natal di Bethlehem. Di sudut-sudut dan jalanan kota tampak dijaga polisi bersenjata laras panjang baru dalam jumlah yang tak pernah terlihat pada tahun-tahun sebelumnya.
Lagu-lagu Natal terus mengalun di Gereja Kelahiran Yesus dan Gereja St. Catharine di sekitar Manger Square yang menjadi pusat perayaan Natal setiap tahun di sana dari siang sampai menjelang tengah malam sebelum puncak tradisi Natal di bethlehem dilakukan. Sebagian besar yang berkumpul adalah penduduk asli Palestina meskipun juga terlihat para turis asing yang tengah berkunjung ke Bethlehem.
Perayaan Natal bisa seramai ini merupakan usaha pimpinan Palestina dan dukungan Barat untuk menunjukkan hasil dari upaya damai Palestina dan Israel yang kembali dikuatkan. Dalam sebuah konferensi yang digagas AS bulan lalu, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, menyepakati proses negosiasi damai yang akan ditunagkan dalam sebuah perjanjian akhir tahun 2008.
"Tahun baru, Insya Allah, akan menjadi tahun keamanan dan stabilitas ekonomi. Kami berdoa tahun depan akan menjadi tahun kemerdekaan bangsa Palestina," ujar Abbass dalam sambutannya.
Penduduk Palestina menilai perayaan Natal tahun ini paling damai. Para pedagang juga mensyukuri sebagai Natal paling menguntungkan dalam tujuh tahun terakhir.
"Kami lebih puas. Situasi ekonomi berangsur membaik," ujar Khalid Msalam (42), pemilik sebuah toko di Bethlehem.
Tahun ini hotel-hotel juga penuh, tak ada kamar tersisa, sepanjang Natal. Jumlah turis asing diperkirakan menembus angka 65.000 orang atau empat kali lipat turis tahun 2005. Para pengusaha hotel sudah berjuang selama bertahun-tahun untuk menarik pengunjung yang menurun drastis sejak konflik memuncak di wilayah tersebut tahun 2000-an. (RTR//WAH)
Perayaan Natal di Bethlehem Berlangsung Meriah