Ikan di Pantura Mati karena Limbah Rumah Tangga

JAKARTA - Penyebab dominan matinya ribuan ikan secara mendadak di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jakarta akhir pekan lalu akibat limbah antropogenik atau limbah rumah tangga. Demikian hasil sementara penelitian sedimen dan air laut yang dilakukan Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSDL) Institut Pertanian Bogor (IPB). Direktur PKSDL IPB Prof Dr Tridoyo Kusumas Tanto, ketika dihubungi Sabtu (15/5) siang, mengatakan, sedimen hasil akumulasi limbah rumah tangga dan menumpuk diduga telah diaduk sehingga menimbulkan zat-zat yang mematikan bagi ikan-ikan. Mencermati proses matinya ikan yang tergolong akut atau mati secara mendadak, Tridoyo memastikan penyebabnya bukan karena logam berat."Kalau akibat logam berat ikan akan mati perlahan-lahan sampai pada tingkat tertentu. Kalau ini kan langsung mendadak mati," katanya Atas dugaan sementara tersebut dia meminta kepada otoritas wilayah untuk memperhatikan secara serius proses pembuangan atau pengolahan limbah rumah tangga agar nantinya laut jangan dijadikan tempat pembuangan akhir. Selain akibat limbah rumah tangga dia juga mengindikasikan penyebab lainnya akibat booming fitoplankton. Hasil penelitian lengkap PKSDL IPB, menurut Tridoyo, akan selesai Senin (17/5) dan akan diberikan kepada pihak-pihak yang terkiat.

Periksa Saksi
Sedikitnya enam warga telah dimintai keterangan sebagai saksi oleh Polda Metro Jaya terkait dengan dugaan pencemaran yang menyebabkan kematian ribuan ikan di sepanjang Pantai Utara Jakarta. Keenam saksi itu terdiri dari nelayan setempat, pihak terkait dari Dinas Kelautan DKI dan pengelola pantai Ancol, PT Pembangunan Jaya. Mereka dimintai keterangan secara bertahap dengan materi adanya dugaan pencemaran lingkungan pantai. "Polda Metro telah mengirim tim evaluasi ke lapangan untuk menyelidikinya dengan melibatkan instansi atau pihak terkait. Posisi kami menindaklanjuti proses hukum sampai tuntas sesuai fakta yang dapat dipertangungjawabkan," kata Direktur Reserse dan Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Pol Edmond Ilyas kepada wartawan, Jumat (14/5). Tim dari Satuan Pengendalian Lingkungan (Sumdaling) Polda Metro sejak pekan lalu telah mengambil sampel air yang diduga tercemar. Pengembangan ini juga mendalami apakah pencemaran karena faktor alam.

500 Kg Ikan
Seperti diberitakan, sekitar 500 kg ikan laut dari berbagai jenis mati dan terdampar di sekitar 250 meter Pantai Ancol Timur, Jakarta Utara, sejak Sabtu (8/5). Jenis ikan-ikan yang mati, di antaranya kerapu, baronang, cukang, petek, tembang, dan rajungan. Beberapa warga mengambil ikan-ikan itu dan dijual. Ikan-ikan yang dijual kondisinya masih bagus. "Kebanyakan yang dibawa dan dijual ikan kerapu, karena kondisinya masih bagus. Sedangkan ikan jenis lain sudah jelek," ujar Mustadi (35), salah seorang nelayan. Kematian ikan-ikan itu, menurut Mustadi, bukan hal baru. "Biasanya sebulan terjadi dua kali. Hanya kali ini lebih banyak. Rata-rata jumlah ikan yang mati sekitar 100 sampai 200 kg, tetapi sekarang ini kelihatannya sampai 500 kg," ujarnya. Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta, Kosasih Wirahadikusumah, sebelumnya mengimbau masyarakat Jakarta untuk tidak mengonsumsi semua jenis ikan dan kerang-kerangan yang ditangkap dari perairan sekitar Pantai Ancol, Jakarta Utara.(E-7/G-5)